Selasa, 17 Oktober 2017

REVIEW BUKU : Pulang - Tere Liye



Langsung saja untuk review buku ini aku tak akan menjelaskan detail mengenai spesifikasi buku nya tapi langsung pada cerita dari buku ini. Jadi ketika membaca sinopsisnya kebanyakan mengira ini adalah kisah mengenai anak yang merantau jauh dan orang tua yang susah payah mendanai (itu sudut pandang yang aku dapat pertama kali) ditambah lagi dengan judul bukunya "Pulang" yang seakan-akan menambah imajinasi ku bahwa buku ini mengisahkan tentang kepulangan seorang anak dari tanah rantau. Ternyata aku salah, namun tidak sepenuhnya salah ...

Buku ini mengisahkan seorang anak bernama Bujang yang tinggal di pedalaman bukit barisan. Suatu hari kawan lama ayahnya dari kota datang ke tempat tinggalnya hendak membantu warga yang resah akibat ulah babi hutan yang merusak ladang mereka. Dan saat itu hidup Bujang pun berubah, ia menjadi tidak mengenal rasa takut sejak itu. Kemudian ia ikut bersama kawan bapaknya pergi ke kota, meskipun mamaknya berat pada akhirnya Bujang pergi juga atas persetujuan mamaknya. Disana ia mendapat banyak pengalaman dan dapat menempuh pendidikan sarjana dan menjadi pimpinan keluarga Tong yang mana merupakan keluarga terbesar di dunia bisnis dunia.


Review :
Ceritanya sungguh menarik, awalnya ku kira adalah perjalanan anak rantau namun ini berbeda ini mengisahkan perjalanan Bujang dalam keluarga Tong dan melawan masa lalunya. Disini penulis memaparkan secara detail dari setiap kejadian dan kondisi sehingga membuka imajinasi pembaca secara luas namun terkadang kisah kemewahan dari hal yang dialami Bujang terkesan mudah untuk ditebak alurnya. Penjelasan terlalu rinci jadi terasa panjang untuk dibaca namun baiknya dapat membuka pikiran pembaca.

Didalamnya juga terdapat pengetahuan mengenai babi hutan yang ternyata benar-benar ada babi hutan raksasa, membahas mengenai suku bedouin, membahas mengenai shadow economy dan karya seni. Semacam politik dalam berbisnis diulas disini.

Buku ini mengajarkan tentang kesetiaan, tentang bagaimana kita dapat berdamai dengan masa lalu adalah dengan melawan moster dalam diri kita sendiri bukan unsur dari luar dan juga mengajarkan bahwa segala hal dapat saja mungkin jika kita tidak keras kepala untuk memperjuangakannya.

Keseluruhan kisah ini bergenre action karna di keluarga Tong merupakan penguasa perusahaan dan dunia hitam. Bujang belajar bagaimana menjadi seorang tukang pukul dan ia menjadi jagal dan siapapun yang mendengar nama julukannya "Si Babi Hutan" akan langsung ketakutan.

Beberapa quote yang menarik buat ku :

Semua orang punya masa lalu, dan itu bukan urusan siapapun. Urus saja masa lalu masing-masing. - Halaman 101.

Aku sudah mulai melupakan lereng rimba Sumatra. Lupa rasanya berlarian di ladanag pada tadah hujan, melompati parit-parit hutan, berjalan di atas pohon tumbang, atau menatap kabut putih yang menggantung setiap pagi. - Halaman 104.

Kesetiaan anak ini ada pada prinsip, bukan pada orang atau kelompok. - Halaman 187

Kau harus mengalahkan banyak hal. Bukan musuh-musuh, tapi diri sendiri, menaklukkan monster yang ada di dirimu. Sejatinya, dalam hidup ini, kita tidak pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalahkan diri sendiri. Egoisme. Ketidak pedulian. Ambisi. Rasa takut. Pertanyaan. Keraguan. Sekali kau bisa menang dalam pertempuran itu, maka pertempuran lainnya akan mudah saja. - Halaman 219

"Persis seperti yang kau bilang, kerja keras, latihan, dan disiplin." - Halaman 225

Tapi benarlah kata orang, meski semua hal itu adalah kenangan menyakitkan, kita baru merasa kehilangan setelah sesuatu itu tlah benar-benar pergi, tidak akan mungkin kmbali lagi. - Halaman 241

Hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui. Ketika tidak tahu kapan hidup akan mmbanting kita dalam sekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan. Satu-dua keputusan itu mmbuat kita bangga, sedangkan sisanya lebih banyak mnghasilkan penyesalan. - Halaman 262

Mau ditutup mendung atau kabut, matahari juga tetap terbit. Mau kita mnyadarinya atau tidak, matahari tetap terbit. - Halaman 336



Hal yang membuatku terkejut saat membaca buku ini adalah pada saat Bujang berburu babi hutan dan menurutku itu cukup keren karna menjelajahi rimba sumatra tanpa alas kaki di malam yang gelap dan babi yang super mega besar. Dan yang kedua adalah saat Bujang menyadari siapa pengkhianat sesungguhnya ketika di markas besar saat berkumpul dengan Tauke Besar, Parwez dan Joni, saat itu entah mengapa aku juga ikut terkejut saat menyadari siapa pengkhinat sesungguhnya. 

Yang kurang kusukai juga adalah ceritanya yang kurang masuk akal seperti markas besar yang dikelilingi dengan komplek rumah agar menyamabrkan bahwa dibalik rumah itu ada markas besar tukang pukul sehingga orang dari luar tidak menyadari, kemudian peperangan nya di kantor Parwes dikatakan dapat teratasi padahal jelas-jelas banyak ledakan dan bagaimana bisa tidak mengundang kegaduhan masa. Dan pembersihan mayat-mayat setelah perang yang cukup cepat itu juga kurang masuk akal.

Untuk penilaiannya ku beri 3/5 karna aku kurang suka pemaparan keadaan yang terlalu rinci dan membahas mengenai kemewahan dan hal-hal luar biasa yang berbau kemewahan yang terlalu dipaparkan terlalu dalam, bagiku kesannya terlalu tidak realistis tapi tere liye juga melalukan hal ini di bukunya yang berjudul "Negeri di Ujung Tanduk" yang sama juga berbau politik dan action.

Sekian dan terimakasih sudah singgah di blog ini :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar