Judul : Garis Waktu
Pengarang : Fiersa Besari
Jmlh Hlmn: 211

SPOILER ALERT
Buku ini berisi tentang kumpulan sajak, puisi dan pemikiran Fiersa dari beberapa waktu yang dikumpulkan menjadi satu sehingga terkemas dalam sebuah buku yang berjudul "Garis Waktu". Tak hanya berisikan tentang cinta, namun ada juga tentang kehidupan, Awal cinta, mulai hancur, bahkan sampai penghianatan.
Di beberapa bagian ada penggunaan kalimat yang terlalu teoritis dan tanpa disertai penjelasan/footer keterangan, disitu yang membuat saya agak berpikir untuk mencari artinya. Over all sebagai seorang penyuka puisi, sungguh buku ini 'indah'. Selain itu terdapat pesan moralnya yang digambarkan dengan begitu rapi.
Berikut ini ada beberapa kutipan favorit dari buku ini :
Kata-kata semacam, "Jalani saja dulu", tidak sepatutnya dijadikan landasan untuk mengawali sebuah hubungan. Mari mengacu pada kalimat Friedrich Hegel, "Bahwasanya kita semua laksana aliran sungai. Bisa berasal dari hulu yang berbeda, namun akhirnya harus sama." Jika tidak, dan sudah tahu takkan sama, untuk apa dijalani?
Jatuh cinta adalah anugerah, walau perjalanannya tidak selalu indah.
Cinta adalah reaksi kimia; sebuah efek yang ditimbulkan oleh feromon, endorphin, dan serotonin, yang kelak mungkin saja menghilang. Iya, cinta bisa menghilang. Lantas, kenapa kakek dan nenek kita bisa bertahan hidup berdua sampai mereka meninggal? Karena saat cinta menghilang, mereka punya sesuatu yang disebut kasih sayang, keterbiasaan, empati, dan tentu saja komunikasi. Jadi, untukmu calon pendampingku kelak, aku tidak tahu sampai kapan aku bisa jatuh cinta padamu. Tapi aku jamin, aku akan jadi orang yang terbangun di sebelahmu dan mengatakan, "Hidup akan baik-baik saja selama kita memiliki kita."
Menyayangimu sangatlah mudah, aku bisa melakukannya berulang kali tanpa pernah merasa bosan. Yang sulit itu cara menunjukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar